Mengenal Teguh Prasetyo, Pendamping Haji dan Umrah yang Dirindukan

Foto : H. Teguh Prasetyo, S.Sos.I saat mengisi ceramah Masjid Agung Al-fatah, Bumi Pratama Mandira, Infra Modul 1 Blok 2, Kecamatan Sungai Menang, Kabupaten OKI, Sumatera Selatan. (Red)
Lingkarmetro.com | METRO – “Berteman dalam perjalanan menuju keberkahan dunia akhirat,” itulah prinsip hidup yang dipegang teguh oleh H. Teguh Prasetyo, S.Sos.I, seorang ulama Nahdlatul Ulama (NU) asal Kabupaten Lampung Selatan.
Ia dikenal sebagai pendamping haji dan umrah, Ustadz Teguh bukan sekadar pembimbing ibadah, tetapi juga sahabat spiritual yang dirindukan oleh para jamaah.
Pagi itu, Minggu (2/2/2025), udara di Masjid Agung Al-Fatah, Bumi Pratama Mandira, Infra Modul 1 Blok 2, Kecamatan Sungai Menang, Kabupaten OKI, Sumatera Selatan terasa syahdu.
Jamaah dari berbagai penjuru berkumpul untuk memperingati Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW. Di antara ratusan manusia yang khusyuk mendengarkan tausiyah, sosok Ustadz Teguh Prasetyo menarik perhatian.
Dengan suara lembut dan penuh ketulusan, ia menyampaikan makna perjalanan suci Rasullullah bukan sekadar peristiwa sejarah, melainkan pelajaran tentang keteguhan iman dan kecintaan kepada Allah.
“Isra Mi’raj adalah bukti keajaiban iman. Perjalanan menuju Allah bukan hanya fisik, tetapi juga batin. Kita semua sedang meniti jalan pulang menuju-Nya,” ujarnya, membuat suasana semakin larut dalam kekhusyukan.
Namun, bagi mereka yang mengenalnya, kehadiran Ustadz Teguh bukan hanya dirasakan di masjid-masjid atau majelis ilmu. Ia adalah sosok yang menemani ribuan jamaah dalam perjalanan suci ke Tanah Suci, Makkah dan Madinah, menjadi cahaya yang menuntun mereka dalam setiap langkah ibadah.
Lahir di Way Galih, Lampung Selatan, pada 17 Desember 1980 silam, Ustadz Teguh tumbuh dalam keluarga yang menjunjung tinggi nilai-nilai Islam. Mbah Sireng dan Mbah Sari, kedua orang tuanya, membesarkan putra mereka dalam lingkungan yang dekat dengan masjid dan majelis ilmu.
Sejak kecil, Teguh telah terbiasa dengan kehidupan keislaman, yang kelak membentuknya menjadi sosok ulama yang santun dan berwawasan luas.
Setelah menempuh pendidikan di bidang Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) di Fakultas Dakwah IAIN Raden Intan Lampung, ia memutuskan untuk mengabdikan hidupnya di dunia dakwah.
Pada tahun 2011, ia mendirikan Yayasan Pondok Pesantren Tahfidz Al-Barokah Lampung Selatan, pesantren yang fokus membina generasi muda dalam menghafal dan memahami Al-Qur’an.
Tak berhenti di sana, Ustadz Teguh kemudian bergabung dengan PT Salma Amanah Wisata (SAW), sebuah biro perjalanan haji dan umrah. Sejak saat itu, ia menjadi pendamping ribuan jamaah menuju Baitullah.
Perjalanan demi perjalanan semakin meneguhkan tekadnya, bukan sekadar mengantar orang ke Tanah Suci, tetapi memastikan mereka pulang dengan hati yang lebih dekat kepada Allah.
Bagi sahabatnya, Ustadz Teguh bukan sekadar seorang pembimbing ibadah. Ia adalah ulama, kakak, bahkan keluarga dalam perjalanan spiritual mereka.
“Beliau bukan hanya memberikan bimbingan manasik, tetapi juga memastikan setiap jamaah merasa nyaman dan tenang. Bahkan saat kami lelah, beliau tetap tersenyum, menyemangati kami dengan kelembutan. Saya selalu mendampingi ustad teguh dalam setiap kegiatan dakwahnya di sejumlah wilayah di Indonesia,” ujar Andi Prayitno sahabat karibnya.
Menurut Andi, kepribadiannya yang hangat dan penuh empati membuatnya dekat dengan jamaah. Ia tak segan membantu mereka yang mengalami kesulitan, entah dalam urusan ibadah maupun keseharian di Tanah Suci.
“Di Makkah, saya selalu menyaksikan ustad Teguh mendampingi setiap jamaah dengan penuh kesabaran dan kelembutan. Beliau melayani seluruh jamaahnya dengan baik, bahkan ketika ada jamaah yang sakit saya selalu mendampingi ustad Teguh untuk membantu jamaah-jamaah tersebut,” ungkapnya.
Tak hanya itu, keahliannya dalam berdakwah membuat setiap ceramahnya begitu membekas di hati para jama’ah. Dengan bahasa yang sederhana namun penuh makna, Teguh mampu menyampaikan hikmah-hikmah Islam dengan cara yang menyentuh dan menguatkan iman.
“Setiap kata yang beliau ucapkan seperti menyejukkan hati. Ceramahnya tidak hanya memberikan ilmu, tetapi juga membangun cinta kepada Allah dan Rasulullah,” papar Andi.
Di balik dedikasinya dalam membimbing umat, ada satu hal yang menjadi sumber kekuatannya, yaitu keluarga. Sebagai suami dari Hj. Purwindaryani, S.Sos.I, dan ayah dari tiga anak, Teguh selalu menempatkan keluarga sebagai prioritas.
Meski sering bepergian untuk mendampingi jamaah, ia memastikan bahwa keluarganya tetap mendapat perhatian penuh.
“Dakwah adalah tugas saya, tapi keluarga adalah tempat saya berlabuh. Dari mereka, saya mendapatkan ketenangan dan kekuatan untuk terus melangkah,” ucap Teguh dengan penuh syukur.
Dalam peringatan Isra Mikraj di Masjid Agung Al-Fatah, Bumi Pratama Mandira, Ustadz Teguh kembali mengingatkan jamaah tentang pentingnya menjadikan momen ini sebagai refleksi diri.
“Isra Mikraj bukan sekadar kisah perjalanan Rasulullah. Ini adalah panggilan bagi kita untuk semakin dekat kepada Allah, dengan memperbanyak shalat, dzikir, dan amal shalih,” tuturnya.
Di antara jamaah yang mendengarkan, banyak yang menitikkan air mata. Bukan hanya karena keindahan kisah yang disampaikan, tetapi karena kata-kata Ustadz Teguh seolah menyentuh relung hati terdalam dengan mengajak mereka kembali kepada Allah dengan lebih tulus.
Di tengah dunia yang semakin sibuk, sosok seperti Ustadz Teguh Prasetyo adalah pelita yang menuntun banyak orang menuju jalan kebaikan. Bukan sekadar pendakwah, ia adalah teman seperjalanan menuju keberkahan.
Sebagaimana jamaah yang selalu merindukannya, ia akan terus melangkah, menemani lebih banyak orang dalam perjalanan suci menuju-Nya. Karena baginya, hidup adalah perjalanan menuju keberkahan di dunia dan di akhirat. (Red)