Mengenal Sosok Gus Isal, Ulama Muda Berkarisma

Lingkarmetro.com | METRO – Pada malam 1 Februari 2025 mendatang, masyarakat Metro Selatan dijadwalkan memadati Musholla Al-Muttaqin di Kelurahan Sumbersari. Warga bakal menghadiri pengajian akbar yang akan diisi oleh seorang ulama muda yang tengah naik daun, H. Faishal Hafidz Adi Wibowo, SH., MH., atau yang akrab disapa Gus Isal.
Acara itu diadakan dalam rangka peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam, sebuah momen sakral yang mengingatkan umat Islam akan perjalanan spiritual Rasulullah dalam menerima perintah shalat.
Digelar ba’da Isya, pengajian ini diharapkan menjadi wahana spiritual bagi masyarakat untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah serta meneladani keteguhan dan perjuangan Nabi dalam menyebarkan risalah Islam.
Di tengah maraknya tokoh agama yang hadir di ruang publik, Gus Isal muncul sebagai sosok ulama muda asal Metro yang berwawasan luas, berkarakter kuat, dan memiliki kharisma yang mampu menyentuh hati banyak orang.
Dibesarkan dalam lingkungan pesantren, ia tumbuh dengan dasar keislaman yang kuat. Namun, berbeda dari kebanyakan ulama tradisional, Gus Isal juga menempuh pendidikan tinggi di bidang hukum, hingga meraih gelar Magister Hukum (MH).
Kombinasi keilmuan ini menjadikannya seorang cendekiawan Muslim yang mampu menjembatani ajaran agama dengan konteks sosial dan hukum modern.
Keahlian Gus Isal dalam menyampaikan ceramah yang relevan dengan kehidupan sehari-hari membuatnya banyak diminati oleh berbagai kalangan, baik santri, mahasiswa, maupun masyarakat umum. Gaya bicaranya yang tegas namun tetap lembut dan bersahaja menjadikan pesan dakwahnya mudah diterima.
“Banyak orang mengira bahwa Islam dan hukum modern sering bertentangan. Padahal, jika dipahami dengan baik, syariat Islam justru menjadi dasar moral yang kuat dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat,” ujar Gus Isal kepada Wartawan dalam salah satu kesempatan di gubuk bahagianya.
Di tengah arus globalisasi dan modernisasi, kehadiran ulama seperti Gus Isal menjadi harapan baru bagi dakwah Islam. Dengan pendekatan yang inklusif dan pemahaman yang luas, ia mampu merangkul berbagai kalangan, termasuk generasi muda yang sering kali merasa jauh dari nilai-nilai agama.
“Kita tidak bisa lagi berdakwah dengan cara-cara yang kaku. Umat, terutama anak muda, butuh cara yang bisa memahami dunia mereka, bukan sekadar memberi nasihat tanpa memahami realitas yang mereka hadapi,” kata Gus Isal dalam salah satu diskusinya.
Selain aktif berdakwah, Gus Isal juga dikenal sebagai tokoh yang peduli terhadap isu-isu sosial. Ia sering menjadi pembicara dalam seminar keagamaan dan hukum, serta aktif dalam berbagai gerakan sosial, seperti advokasi hak-hak umat Islam dan pendampingan masyarakat yang membutuhkan bantuan hukum.
Ketika menghadapi problematika sosial, ia tidak hanya berbicara di atas mimbar, tetapi juga turun langsung untuk memberikan solusi. Program-program seperti santunan anak yatim, beasiswa bagi warga berprestasi, serta pembinaan usaha mikro bagi masyarakat kurang mampu adalah beberapa bentuk nyata dari kepeduliannya terhadap umat.
Selain itu, Gus Isal juga dikenal sebagai sosok yang mudah bergaul dan terbuka dengan berbagai kelompok masyarakat. Hal ini menjadikannya tokoh yang diterima baik oleh kalangan tradisional maupun modern.
“Kami melihat beliau sebagai sosok yang mampu menyatukan berbagai pandangan dalam Islam. Tidak eksklusif, tapi juga tidak kompromistis dalam hal-hal yang prinsipil,” ujar Dedy seorang aktivis hukum asal Metro Timur.
Pengajian akbar di Musholla Al-Muttaqin itu nantinya menjadi salah satu agenda besar Gus Isal di awal tahun 2025. Tema Isra Mi’raj dipilih bukan tanpa alasan.
Sebagai salah satu peristiwa penting dalam sejarah Islam, Isra Mi’raj tidak hanya menceritakan perjalanan Rasulullah dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha dan naik ke Sidratul Muntaha, tetapi juga menyimpan banyak pelajaran tentang keteguhan iman, perjuangan dalam menegakkan kebenaran, serta urgensi shalat sebagai tiang agama.
Dalam ceramahnya nanti, Gus Isal diperkirakan akan mengupas makna Isra Mi’raj dalam kehidupan modern. Bagaimana keteguhan iman Nabi dapat dijadikan contoh dalam menghadapi tantangan hidup, bagaimana shalat sebagai kewajiban utama umat Islam mampu menjadi solusi bagi berbagai permasalahan spiritual dan sosial, serta bagaimana menjaga hubungan dengan Allah di tengah arus modernisasi yang semakin deras.
Rencana kehadiran Gus Isal dalam pengajian tersebut disambut antusias oleh masyarakat Sumbersari dan sekitarnya. Banyak jamaah yang berencana datang dari berbagai wilayah di Metro Selatan untuk menghadiri acara itu secara langsung.
“Kami sangat bersyukur bisa ketemu Gus Isal dalam peringatan Isra Mi’raj tahun ini. Sosok beliau yang muda dan cerdas membuat banyak anak muda tertarik untuk ikut mengaji dan mendalami Islam,” ujar Fathur seorang pemuda Mitra Selatan.
“Beliau punya cara unik dalam menjelaskan agama. Mudah dipahami, tidak menggurui, tapi tetap mendalam. Saya sudah lama ingin mendengarkan ceramahnya secara langsung,” imbuhnya.
Panitia acara juga telah melakukan berbagai persiapan untuk memastikan pengajian berlangsung lancar. Pengamanan dan pengaturan lalu lintas telah disiapkan untuk mengantisipasi kepadatan jamaah yang datang.
Melalui pengajian itu, diharapkan semakin banyak anak muda yang tergerak untuk mendalami Islam, memahami ajaran-ajaran Nabi dengan lebih baik, serta mengamalkan nilai-nilai kebaikan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan segala persiapan yang telah dilakukan, besar harapan bahwa acara tersebut tidak hanya menjadi ajang ceramah biasa, tetapi juga menjadi momentum spiritual yang mendalam bagi seluruh jamaah yang hadir. Semoga pengajian tersebut membawa berkah dan manfaat bagi semua, serta semakin menguatkan keimanan dan ketakwaan umat Islam. (By)