Jejak Arby Pratama, Dari Pena, Mimbar Hingga Knalpot Motor

Lingkarmetro.com | METRO – Nama Arby Pratama di Kota Metro Provinsi Lampung bukanlah nama yang asing. Nama itu kerap muncul dalam banyak wajah, sebagai seorang wartawan salah satu media ternama di lampung yang tajam menyoroti dinamika politik daerah, seorang aktivis mahasiswa yang ditempa di Komisariat Hukum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
Juga seorang mahasiswa FISIP Universitas Dharma Wacana Metro yang akrab dengan diskusi panjang di ruang kelas, sekaligus Ketua Umum Association Motor Community Indonesia (AMCI) Pusat periode 2018–2022.
Dalam dirinya, pena, mimbar, dan knalpot berpadu menjadi jalan hidup. Arby meniti jalan aktivismenya dari kampus. Sebagai mahasiswa FISIP Universitas Dharma Wacana Metro, ia terbiasa membedah isu sosial dan politik, lalu menyalurkannya ke forum-forum mahasiswa.
Jejak intelektualnya makin terasah di HMI Komisariat Hukum Universitas Muhammadiyah Metro (UMM), sebuah wadah yang dikenal melahirkan kader kritis dengan disiplin organisasi yang kuat.
Seorang sahabat seperjuangannya, Sudarso (39) mengenang Arby sebagai sosok yang tak pernah lelah menggugat.
“Arby itu tipikal kader yang suka menguji argumen. Dia tidak puas dengan jawaban normatif. Kalau bicara politik lokal, ia selalu mengaitkan dengan realitas masyarakat. Dari situlah saya yakin, dia sudah punya naluri jurnalis sejak awal,” ujar Sudarso.
Aktivisme mahasiswa memberinya pondasi yaitu kemampuan membaca peta politik, keberanian mengkritik penguasa, dan jejaring yang kelak berguna saat ia masuk ke dunia pers dan komunitas.
Perjalanan itu menuntunnya ke dunia jurnalistik. Sebagai wartawan Kupas Tuntas Grup, Arby berhadapan dengan denyut politik Metro, sebuah kota kecil yang kerap dijuluki “laboratorium politik” karena skala wilayahnya memungkinkan interaksi langsung antara elite dan masyarakat.
Di sana, wartawan tidak sekadar pencatat. Ia harus berani menjadi pengawas kekuasaan. Arby menjalankan peran itu dengan gayanya yang lugas, kritis, tanpa tedeng aling-aling.
Liputannya mengangkat isu transparansi anggaran, dinamika DPRD yang didesak mahasiswa, hingga polemik kinerja birokrasi. Setiap kalimatnya seperti membawa gema mimbar aktivis yang cenderung tajam, keras, tetapi berpijak pada idealisme.
Namun, dunia Arby tidak berhenti di meja redaksi. Pada Munas AMCI ke-V di Metro, 18 November 2018, ia terpilih secara aklamasi dan dilantik menjadi Ketua Umum AMCI Pusat. Dari podium, ia menolak menjadikan komunitas motor hanya sebatas ajang gaya hidup.

“Komunitas motor tidak boleh sekadar hura-hura. Kita harus jadi pelopor keselamatan, menguatkan brotherhood, dan hadir nyata lewat kegiatan sosial,” tegas Arby kala itu.
Pesan tersebut langsung mendapat sambutan pejabat daerah. Anna Morinda Ketua DPRD Metro saat itu melihat arah baru yang ditawarkan Arby.
“Metro harus terbuka terhadap komunitas kreatif. Kehadiran AMCI bukan hanya soal motor, tapi juga promosi wisata dan solidaritas sosial. Arby memimpin dengan visi yang jelas,” kata Anna.
Di bawah kepemimpinannya, AMCI rutin menggelar touring lintas daerah, santunan anak yatim, hingga kampanye keselamatan lalu lintas. Relasi dengan pejabat daerah pun terbangun, memperlihatkan bahwa komunitas motor bisa berperan sebagai jembatan antara generasi muda dan birokrasi.
Metro, dengan segala keterbatasannya sebagai kota kecil, justru memberi ruang bagi sosok seperti Arby. Di sini, seorang wartawan bisa sekaligus menjadi ketua komunitas di tingkat nasional dan seorang aktivis mahasiswa bisa dekat dengan pejabat yang dulu ia kritik.
Bagi sebagian orang, itu kontradiksi. Namun, bagi Metro, di situlah dinamika hidup. Figur-figur seperti Arby menjadi representasi generasi muda kota yang cair identitasnya, kritis namun komunikatif, keras di satu sisi tetapi mampu membangun solidaritas di sisi lain.
Kini, meski masa jabatannya di AMCI telah berakhir, nama Arby tetap terpatri di memori belasan ribu anggotanya di seluruh Indonesia serta sosial-politik di Metro. Ia masih menulis berita, masih dikenal di lingkaran aktivis, dan tetap diingat di kalangan bikers Indonesia khususnya AMCI.
Arby Pratama adalah sosok yang merawat tiga jalan sekaligus, pena yang kritis, mimbar yang vokal, dan knalpot yang membangun persaudaraan. Di Kota Metro yang terus mencari arah, figur seperti Arby adalah nadi yang menjaga agar energi muda tetap menyala. (Red)