Dari Metro ke Mataram, Menenun Asa Kemenangan

0
dcf8491c-643e-4b4c-b7f1-bf8d29bcbfd1

Lingkarmetro.com | METRO – Menjelang petang yang lengang, roda kendaraan mulai berputar meninggalkan halaman Kantor Wali Kota Metro. Doa telah dipanjatkan, bendera kecil berkibar di dashboard, dan semangat berkobar dalam dada dua belas atlet muda Kota Metro, Lampung, yang siap menempuh lebih dari 1.500 kilometer perjalanan darat demi satu tujuan, yaitu mengibarkan nama Metro di ajang Festival Olahraga Rekreasi Nasional (FORNAS) VIII di Mataram, Nusa Tenggara Barat.

Bukan sekadar perjalanan. Ini adalah misi. Misi mengukir sejarah untuk kota mereka. Berangkat Dengan Semangat, Bertarung Dengan Harapan.

Di hari pelepasan resmi, Wali Kota Metro H. Bambang Iman Santoso berdiri di barisan paling depan, menyemangati para atlet Airsoft yang mengenakan seragam taktis. Suasana haru sekaligus penuh semangat menyelimuti upacara singkat itu.

Dalam pesannya, Bambang menegaskan bahwa keberangkatan ini bukan hanya tentang kompetisi, tetapi tentang harga diri, tentang perjuangan, dan tentang mempersembahkan kebanggaan bagi Kota Metro.

“Jangan lihat medan, jangan ukur jarak. Lihatlah tujuan dan yakini bahwa kalian pulang membawa kebanggaan. Metro bersama kalian,” ujar Bambang. Yang mana pesan itu menjadi suluh sepanjang perjalanan panjang yang harus mereka tempuh melintasi pulau dan waktu.

Dari Kota Metro, Lampung, rombongan memulai perjalanan darat menuju pelabuhan Bakauheni. Menumpang 3 kendaraan untuk membawa perlengkapan airsoft, mereka menyeberang ke Merak, Banten. Harapannya sederhana, bisa tiba di Mataram dalam dua hari. Namun kenyataan berbicara lain.

Kemacetan di Tol Jakarta–Cikampek dan Banyuwangi menuju pelabuhan yang sempat membuat mereka tertahan hingga 13 jam. Cuaca panas, kendaraan berat, dan tekanan waktu menjadi ujian tersendiri. Beberapa atlet sempat mengalami kelelahan dan kram otot karena duduk terlalu lama. Namun tidak satu pun dari mereka mengeluh.

“Kami hanya ingin sampai. Tidak peduli seberapa lambat. Kami tahu ini bukan hanya soal adu tembak, ini soal tekad,” ujar Sapto Yuwono, koordinator kontingen dan salah satu atlet senior Airsoft Metro.

-Menembus Jantung Jawa dan Menyusuri Lautan Bali. Perjalanan darat ini melewati setidaknya 12 kota besar di Pulau Jawa mulai dari Merak, Serang, Jakarta, Bekasi, Cikampek, Purwakarta, Cirebon, Semarang, Solo, Ngawi, Surabaya dan Banyuwangi.

Dari Banyuwangi, para atlet menyeberang ke Pulau Bali melalui Pelabuhan Ketapang menuju Gilimanuk. Tak lama istirahat, mereka kembali melanjutkan perjalanan darat menyusuri pulau dewata dari barat ke timur, hingga akhirnya tiba di Padangbai, pelabuhan penghubung menuju Lombok.

Perjalanan laut dari Padangbai ke Lembar, Lombok, memakan waktu hingga 5 jam. Di sinilah para atlet mulai merasakan denyut mimpi mereka semakin nyata. Laut yang tenang, angin yang sejuk, dan cakrawala yang bersih menjadi saksi bisu tekad mereka yang tak pernah goyah.

1.532 kilometer jalan dengan satu tujuan yaitu Medali untuk Metro. Berdasarkan rute yang mereka tempuh, jarak antara Kota Metro dan Kota Mataram adalah sekitar 1.532 km, melintasi tiga pulau dan enam provinsi. Mulai dari Lampung di pulau Sumatera. Banten, DKI Jakarta, Jabar, Jateng, Jatim di Pulau Jawa. Pulau Dewata, Bali dan pulau NTB di Lombok.

Perjalanan ini mereka tempuh dalam waktu lebih dari 96 jam, dengan hanya sedikit waktu istirahat, dan tetap menjaga kondisi fisik agar tetap prima untuk laga yang akan mereka hadapi.

“Kami tidak akan pulang dengan tangan kosong. Kami sudah terlalu jauh untuk gagal,” kata pria yang akrab disapa 07 dalam tim airsoft tersebut.

Cabang olahraga menembak airsoft yang mereka ikuti merupakan bagian dari Indonesian Airsofter Association (INASSOC) dibawah KORMI. Pada FORNAS sebelumnya, Metro telah mencatatkan satu medali emas. Tapi tahun ini, target mereka tegas, empat medali dari 16 nomor tanding.

Rasa optimisme itu bukan tanpa dasar. Para atlet telah berlatih keras selama dua tahun terakhir, bahkan dalam latihan lintas medan yang dilakukan di sejumlah titik di Lampung. Mereka bukan hanya membawa senjata replika, tapi juga membawa semangat warga Metro.

Kini mereka akan tiba di Mataram. Dalam kesenyapan perjalanan itu, mereka menyiapkan perlengkapan, mengatur napas, dan menyusun strategi.

Kota Metro mungkin kecil dibanding kota lain di ajang FORNAS, tapi tidak dengan semangat para pejuangnya. Mereka datang bukan dengan armada besar atau anggaran megah, tapi dengan keteguhan hati dan cinta untuk tanah kelahiran.

“Doakan kami. Ini bukan sekadar olahraga. Ini perjuangan. Semoga medali yang kami impikan menjadi nyata. Dan semoga setiap kilometer yang telah kami lewati menjadi penguat dalam tiap tembakan yang kami lepaskan. Untuk Metro. Untuk Indonesia,” tandasnya. (Red)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *