Lampung Jadi Saksi Saat Pantera MC Menyatukan Hati
Lingkarmetro.com | BANDARLAMPUNG — Di antara deru mesin yang mereda dan deretan jaket kulit yang tergantung rapi, sebuah halaman vila Asri Sukaharum, Batu Putu, Bandarlampung berubah menjadi ruang kecil berisi tawa, pelukan dan cerita-cerita sederhana yang menautkan kembali ujung-ujung persaudaraan.
Pantera MC Indonesia menutup rangkaian Family Gathering (Famget) Vol. 3, yang digelar sejak Sabtu (25/10/2025) hingga Minggu (26/10/2025), dengan suasana hangat yang lebih mirip reuni keluarga besar daripada sekadar pertemuan klub motor.
Famget kali ini bukan sekadar agenda rutin. Di bawah langit Lampung yang cerah, anggota Pantera beserta istri, anak, dan kerabat berkumpul untuk menguatkan silaturahmi, mengevaluasi perjalanan organisasi, sekaligus melepas penat dari kesibukan sehari-hari.
El Presiden Pantera, Mang Udin, menjelaskan bahwa tujuan utama acara itu sama seperti family gathering pada umumnya, yaitu memperkuat kebersamaan.

“Famget ini untuk menguatkan kebersamaan dan mengevaluasi program kerja masing-masing divisi, dan mencoba meleburkan satu sama lain melalui malam keakraban atau makrab. Di makrab tersebut kami bisa mengeluarkan segala keluh kesah, baik itu mengevaluasi kesalahan dengan memberikan solusi,” kata dia.
Kata-kata itu terasa nyata ketika malam keakraban berlangsung. Di tengah deretan kursi yang mengelilingi api unggun, suara anggota silih berganti,ada yang bercerita tentang rencana chapter, ada pula yang membuka pengalaman pribadi yang selama ini tertahan di antara jarak dan jadwal.
Suasana yang semula riuh berganti hening sesaat ketika seseorang menyampaikan pengakuan sederhana tentang kesalahan yang telah diperbuat, jawaban yang datang bukan celaan, melainkan tawaran bantuan dan pelukan.
“Selain untuk mengevaluasi, juga untuk berpiknik dan membangun kekompakan satu dengan lain, khususnya member Pantera MC Indonesia,” kata Mang Udin, berharap agar hubungan di antara anggota tidak sekadar permukaan.
Harapannya, solidaritas yang tak hanya kata-kata dalam grup chat, melainkan kolaborasi nyata di lapangan.
Apresiasi juga datang dari jajaran pengurus lain. Vice Presiden, Angga Saputra, yang akrab disapa Gendon mengungkapkan kegembiraannya.
“Alhamdulillah, kegiatan berjalan sukses sesuai dengan yang diharapkan. Dan saya ucapkan terima kasih kepada semua member Pantera MC yang telah berkontribusi dan berpartisipasi. Pokoknya Pantera Gasss itu lah,” ujarnya sambil disambut gelak tawa peserta.
Selain sesi diskusi dan makrab, Famget Vol. 3 menyisakan momen yang membekas yaitu pengukuhan lima anggota baru. Tiga dari mereka berasal dari Pantera Chapter Serang, Banten, sementara dua lainnya dilantik sebagai bagian Mother Chapter Lampung.
Prosesi pengukuhan berlangsung sederhana namun khidmat, topi dan rompi resmi disematkan, disambut tepuk tangan dan ucapan selamat dari keluarga besar yang hadir. Bagi yang baru dilantik, momen itu bukan sekadar seremonial, ia adalah pengakuan bahwa mereka kini menjadi bagian dari jaringan yang saling menopang.
Kehangatan acara juga terlihat dari interaksi lintas generasi, anak-anak berlarian mengejar kembang api kecil, istri-istri berkumpul di sudut taman menyuap gorengan sambil berbincang ringan, sementara para anggota tua berbagi kenangan perjalanan panjang di jalan raya. Aroma kopi lampung yang disajikan pagi hari mengikat kembali ritme sederhana, sarapan bersama sebelum berkumpul untuk sesi evaluasi.
Dalam tiap sesi, ada getar yang sama tentang rasa memiliki. Bukan hanya terhadap motor atau logo di punggung rompi, tetapi terhadap tanggung jawab bersama dalam mengawal program kerja chapter, saling mengingatkan saat salah mengambil langkah, dan bekerja sama ketika hal-hal yang berat datang.
Bagi Pantera MC Indonesia, Famget Vol. 3 menjadi pengingat bahwa identitas mereka lebih dari sekadar hobi bersepeda motor. Ia adalah jaringan sosial yang memberi ruang untuk mengakui kelemahan, memperbaiki kesalahan, dan merayakan kebersamaan.
Dalam Famget tersebut salah satu anggota Pantera MC Indonesia asal Kota Metro yaitu Arby Pratama, menyampaikan pesan sederhana bahwa solidaritas bukan hanya dibangun lewat touring dan balapan angin
“Solidaritas dibangun bukan hanya lewat turing jauh dan balapan angin, tapi lewat makan bersama, mendengarkan satu sama lain, dan memeluk ketika salah satu dari mereka jatuh,” ungkapnya.
Ketika acara ditutup pada Minggu sore, wajah-wajah yang tadinya letih tampak rileks, ada secercah kebahagiaan yang mengendap. Arby menatap sekeliling, menegaskan kembali harapannya. “Dan ke depannya kita tetap kompak, solid, dan yang lebih penting lagi ada kolaborasi setiap anggotanya,” tandasnya.
Di jalan pulang, bunyi mesin motor mengisi udara, satu per satu rombongan bergerak bukan sekadar membawa helm dan jaket, melainkan membawa kembali rasa kebersamaan segar yang mengisi ulang tenaga untuk hari-hari berikutnya.
Famget Vol. 3 berakhir, namun jalinan yang dirajut di vila Asri Sukaharum kemungkinan besar akan bertahan, sebagai janji sederhana bahwa dalam perjalanan panjang, ada keluarga yang selalu menunggu di tikungan berikutnya. (Red).
![]()
