Aklamasi, Adi Resmi Pimpin HMI Metro

Lingkarmetro.com | METRO – Musyawarah Cabang ke-XLII Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Metro secara aklamatif menetapkan Adi Herlambang Saputra sebagai formatur tunggal.
Keputusan bulat ini menjadi babak baru dalam perjalanan organisasi mahasiswa Islam tertua di Indonesia tersebut, khususnya di Cabang Metro yang dikenal memiliki dinamika organisasi cukup kompleks dalam beberapa tahun terakhir.
Kepemimpinan Adi, yang lahir bukan dari persaingan keras namun dari konsensus kolektif, menyiratkan adanya titik temu di antara berbagai arus pemikiran yang selama ini kadang berseberangan.

Forum musyawarah yang semula diprediksi akan alot, justru berubah menjadi ruang persatuan. Di sinilah tampak bahwa HMI Metro sedang dalam proses pendewasaan politik internal yang serius.
Usai ditetapkan sebagai formatur, pada Sabtu (31/5/2025) malam lalu, Adi menyampaikan bahwa jabatan yang diembannya adalah amanah besar, bukan simbol kekuasaan.
“Ini bukan tentang saya, ini tentang kepercayaan dan harapan kolektif kita semua,” kata dia saat dikonfirmasi, Minggu (1/6/2025).
Ia mengusung visi menjadikan HMI Metro sebagai rumah intelektual yang inklusif, produktif, dan berkarakter. Dalam konteks ini, Adi tak hanya bicara tentang mimpi besar, melainkan juga menyajikan langkah konkret lewat lima agenda strategis.
Pertama, Revitalisasi Kelembagaan dengan semangat reformasi manajerial, Adi menargetkan pembenahan struktur dan tata kelola organisasi agar lebih modern dan efisien. Ia menyadari, HMI hari ini tak cukup hanya dengan semangat historis, ia butuh sistem yang tanggap terhadap dinamika zaman.
Kedua, Optimalisasi Potensi Kader. Di bawah kepemimpinannya, kaderisasi tak akan berhenti di pelatihan dasar. Ia menjanjikan ekosistem yang mendukung tumbuhnya budaya literasi, riset, dan pemikiran kritis, sehingga kader HMI bukan hanya hadir di forum-forum, tapi turut mewarnai percakapan publik dan kebijakan daerah.
Ketiga, Rekonsolidasi Silaturahmi Internal yang menjadi misi kunci. Adi secara terbuka mengakui bahwa friksi selama ini lebih banyak merugikan Himpunan daripada menguatkan. Ia mengajak semua pihak untuk menyatukan barisan, menjahit kembali ukhuwah Islamiyah dan harakiyah yang sempat robek oleh konflik internal.
Keempat, Pemetaan dan Pemanfaatan Sumber Daya. Dalam pandangan Adi, kekuatan HMI tidak terletak semata pada jumlah kader, melainkan pada kemampuannya memobilisasi sumber daya. Ia berkomitmen membangun koneksi kuat dengan alumni, komunitas strategis, dan institusi agar HMI Metro bisa berdikari secara gerakan dan pembinaan.
Kelima, Resolusi Konflik dan Manajemen Krisis. Di sinilah kebaruan kepemimpinan Adi diuji. Ia menjanjikan sistem penanganan konflik yang sistematis dan dewasa, serta ruang musyawarah sebagai instrumen utama. Ia tak menutup mata bahwa konflik adalah bagian dari dinamika organisasi, namun ia menolak jika konflik dijadikan alasan stagnasi.
Mengusung slogan Menyatukan Energi, Meneguhkan HMI, Adi hendak membangun sinergi di tengah keberagaman latar belakang kader. Ia menegaskan bahwa kekuatan HMI lahir bukan dari keseragaman ideologi, tapi dari kemampuan berkolaborasi atas dasar kesamaan niat dan arah perjuangan.
“Saya bukan yang paling sempurna. Tapi saya percaya bahwa dengan niat yang jernih, komunikasi yang sehat, dan partisipasi kolektif, kita bisa menjadikan HMI Cabang Metro sebagai teladan dalam pemikiran, kaderisasi, dan gerakan,” tuturnya.
Adi menyampaikan seruan yang membangkitkan semangat kolektif kader HMI Metro. Ia mengingatkan bahwa Himpunan ini lahir dari rahim perjuangan panjang, dan hanya bisa bertahan jika dijaga bersama.
“Perjuangan ini adalah jalan panjang. Dan jalan panjang itu tak bisa ditempuh sendirian. Jika niat ini adalah niat bersama, maka kemenangan bukan milik saya, melainkan milik kita semua,” tandasnya.
Terpilihnya Adi secara aklamasi bukan hanya hasil teknis dari Musyawarah Cabang, melainkan simbol dari harapan baru. Ini menandai kematangan kader dalam mengutamakan nilai-nilai kolektif ketimbang ego kelompok.
Di tengah organisasi mahasiswa yang kerap dilanda polarisasi, keputusan ini mencerminkan langkah strategis: merajut kembali harmoni untuk memperkuat himpunan.
HMI Metro, di bawah nakhoda baru, menghadapi pekerjaan besar, menjawab tantangan zaman, memulihkan kepercayaan kader, dan menciptakan perubahan yang bukan hanya terasa di internal, tetapi juga dirasakan oleh masyarakat luas. (Red)