2768a1a4-4400-40fc-93ae-a5dc845ff5bf

Lingkarmetro.com | OGAN KOMERING ILIR – Bumi Pratama Mandira bukan sekadar tempat tinggal bagi Muhammad Zainuri. Bagi pria berusia 42 tahun ini, kawasan tersebut adalah tanah yang harus dijaga, dipertahankan, dan dipastikan tetap aman bagi seluruh warganya.

Sebagai anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Nahdlatul Ulama (NU), Pak Zainuri telah mengabdikan hidupnya untuk menjaga keamanan dan ketertiban di Mandira selama lebih dari dua dekade.

Lahir dan besar di Pidada, Rawajitu, Tulang Bawang, Zainuri hijrah ke Bumi Pratama Mandira 25 tahun lalu dengan harapan membangun kehidupan yang lebih baik. Sejak awal, ia sudah aktif dalam kegiatan sosial dan keagamaan.

Foto : Potret Muhammad Zainuri anggota Banser NU Bumi Pratama Mandira. (Red)

Semangatnya untuk mengabdi membawa dirinya bergabung dengan Banser NU, sebuah organisasi yang dikenal dengan loyalitas dan pengabdiannya dalam menjaga keutuhan bangsa serta merawat nilai-nilai Islam Ahlussunnah Wal Jamaah.

“Saya selalu diajarkan bahwa menjaga keamanan dan ketertiban bukan hanya tugas aparat, tapi juga tanggung jawab kita sebagai warga negara dan umat beragama,” ujarnya kepada Lingkarmetro.com beberapa waktu lalu.

Sebagai anggota Banser, Zainuri kerap terlibat dalam berbagai kegiatan, mulai dari pengamanan acara keagamaan, membantu korban bencana, hingga ikut serta dalam kegiatan sosial seperti penyuluhan kebangsaan.

Di Mandira, ia menjadi salah satu figur yang dihormati, terutama karena dedikasinya dalam menjaga lingkungan dan membantu warga yang membutuhkan.

Banyak yang menyebutnya sebagai Penjaga Bumi Pratama Mandira karena kiprahnya dalam memastikan keamanan wilayah ini tetap kondusif. Ia sering berpatroli bersama warga, menjadi mediator dalam berbagai konflik kecil, serta membantu aparat dalam menjaga ketertiban di lingkungannya.

Namun, bagi Zainuri, tugasnya tidak berhenti di pengamanan saja. Ia juga aktif dalam kegiatan sosial, seperti membantu warga yang kurang mampu, mengurus jenazah, hingga menjadi fasilitator bagi anak-anak muda yang ingin belajar tentang kebangsaan dan keislaman.

“Saya hanya ingin berguna bagi orang lain. Kalau bukan kita yang menjaga dan membantu lingkungan sendiri, siapa lagi?” katanya dengan rendah hati.

Kini, di usia 42 tahun, Zainuri tetap teguh dalam pengabdiannya. Ia percaya bahwa tugas menjaga Bumi Pratama Mandira bukan hanya tugasnya sendiri, tapi tanggung jawab bersama.

“Selama masih diberi tenaga dan umur, saya akan tetap ada di sini untuk Mandira,” ujarnya.

Bagi warga Mandira, Zainuri bukan sekadar anggota Banser. Ia adalah penjaga, sahabat, dan panutan yang tanpa lelah mengabdikan dirinya demi keamanan dan kesejahteraan lingkungan. Bumi Pratama Mandira akan selalu memiliki penjaganya. (Red)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *