APJI Beberkan Kendala Bisnis Jasaboga di Metro, Minta Dukungan Pemerintahan Baru

Lingkarmetro.com | METRO – Menjelang pergantian kepemimpinan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Metro, Asosiasi Pengusaha Jasaboga Indonesia (APJI) Kota Metro mengungkap berbagai kendala yang dihadapi para pelaku usaha jasaboga di Bumi Sai Wawai.
Mereka menyoroti tantangan pemasaran, fluktuasi harga bahan baku, serta kurangnya dukungan kebijakan Kepala Daerah yang dapat mendorong perkembangan industri ini.
Ketua APJI Kota Metro, Kun Komaryati, mengatakan bahwa bisnis jasa boga yang mencakup katering untuk pernikahan, rapat, seminar, pesta, hingga kebutuhan harian masih menghadapi tantangan besar dalam menjangkau pasar yang lebih luas.
“Kendala dalam bisnis jasa boga ini yang utama adalah pemasarannya. Banyak pengusaha yang bergerak di bidang ini, tetapi minat pembeli masih sangat terbatas. Kami perlu strategi pemasaran yang lebih efektif agar usaha ini bisa berkembang,” kata dia kepada awak media, Kamis (30/1/2025).
Menurutnya, sektor jasaboga memiliki potensi besar untuk mendorong perekonomian lokal. Namun, keterbatasan dalam akses pasar membuat banyak pengusaha kecil dan UMKM sulit berkembang.
“Kami tetap optimistis karena masyarakat Metro memiliki selera yang khas terhadap masakan tradisional. Tetapi, kami membutuhkan lebih banyak dukungan agar usaha ini bisa lebih maju,” ujarnya.

Selain pemasaran, tantangan lain yang dihadapi pengusaha jasaboga adalah fluktuasi harga bahan baku yang tidak menentu. Sekretaris APJI Kota Metro, Sri Sundari, menyoroti bagaimana perubahan harga bahan baku yang drastis dapat mengganggu kestabilan bisnis.
“Saat harga bahan baku naik, otomatis biaya produksi kami ikut meningkat. Namun, di Metro, masyarakat cenderung menginginkan makanan berkualitas dengan harga yang terjangkau. Ini menjadi dilema bagi kami,” jelasnya.
Menurutnya, faktor-faktor seperti cuaca, momen hari besar nasional, dan pasokan bahan baku menjadi penyebab utama naik-turunnya harga. Untuk itu, ia berharap ada peran aktif pemerintah dalam membantu mengontrol harga dan memastikan ketersediaan bahan baku dengan harga yang stabil.
“Jika pemerintah dapat menjembatani hal ini, misalnya dengan membangun kerja sama dengan pemasok atau memberikan subsidi tertentu, tentu akan sangat membantu pengusaha jasaboga untuk tetap bertahan,” tambahnya.
Dengan dilantiknya Wali Kota dan Wakil Wali Kota Metro yang baru, H. Bambang Iman Santoso dan Dr. M. Rafieq Adi Pradana, APJI Metro berharap ada kebijakan yang lebih berpihak kepada pelaku usaha lokal, khususnya di sektor jasaboga.
“Kami ingin pemerintah Kota Metro selalu mendukung kami, bersinergi dalam berbagai kegiatan ekonomi, serta melibatkan APJI dalam setiap kebijakan yang berkaitan dengan kuliner dan ekonomi kreatif,” harap Sri Sundari.
APJI juga berharap pemerintah dapat menciptakan regulasi yang lebih ramah terhadap pelaku usaha jasaboga, seperti kemudahan perizinan, program pelatihan, serta fasilitasi dalam bentuk pameran atau event kuliner yang dapat meningkatkan eksposur bisnis mereka.
“Kalau ada event kuliner yang rutin digelar oleh pemerintah, misalnya festival makanan khas Metro atau bazar kuliner, itu bisa menjadi ajang promosi yang bagus bagi kami. Selain itu, pelatihan dan pendampingan juga sangat diperlukan agar pelaku usaha bisa terus berinovasi,” bebernya.
Dengan berbagai tantangan yang dihadapi, para pengusaha jasaboga di Metro berharap kepemimpinan baru dapat menghadirkan kebijakan yang lebih berpihak kepada mereka.
“Dukungan dari pemerintah akan menjadi faktor kunci dalam memastikan industri jasaboga tetap bertahan dan berkembang di Kota Metro,” tandasnya. (Red)
APJI Beberkan Kendala Bisnis Jasaboga di Metro, Minta Dukungan Pemerintahan Baru
METRO – Menjelang pergantian kepemimpinan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Metro, Asosiasi Pengusaha Jasaboga Indonesia (APJI) Kota Metro mengungkap berbagai kendala yang dihadapi para pelaku usaha jasaboga di Bumi Sai Wawai.
Mereka menyoroti tantangan pemasaran, fluktuasi harga bahan baku, serta kurangnya dukungan kebijakan Kepala Daerah yang dapat mendorong perkembangan industri ini.
Ketua APJI Kota Metro, Kun Komaryati, mengatakan bahwa bisnis jasa boga yang mencakup katering untuk pernikahan, rapat, seminar, pesta, hingga kebutuhan harian masih menghadapi tantangan besar dalam menjangkau pasar yang lebih luas.
“Kendala dalam bisnis jasa boga ini yang utama adalah pemasarannya. Banyak pengusaha yang bergerak di bidang ini, tetapi minat pembeli masih sangat terbatas. Kami perlu strategi pemasaran yang lebih efektif agar usaha ini bisa berkembang,” kata dia kepada awak media, Kamis (30/1/2025).
Menurutnya, sektor jasaboga memiliki potensi besar untuk mendorong perekonomian lokal. Namun, keterbatasan dalam akses pasar membuat banyak pengusaha kecil dan UMKM sulit berkembang.
“Kami tetap optimistis karena masyarakat Metro memiliki selera yang khas terhadap masakan tradisional. Tetapi, kami membutuhkan lebih banyak dukungan agar usaha ini bisa lebih maju,” ujarnya.
Selain pemasaran, tantangan lain yang dihadapi pengusaha jasaboga adalah fluktuasi harga bahan baku yang tidak menentu. Sekretaris APJI Kota Metro, Sri Sundari, menyoroti bagaimana perubahan harga bahan baku yang drastis dapat mengganggu kestabilan bisnis.
“Saat harga bahan baku naik, otomatis biaya produksi kami ikut meningkat. Namun, di Metro, masyarakat cenderung menginginkan makanan berkualitas dengan harga yang terjangkau. Ini menjadi dilema bagi kami,” jelasnya.
Menurutnya, faktor-faktor seperti cuaca, momen hari besar nasional, dan pasokan bahan baku menjadi penyebab utama naik-turunnya harga. Untuk itu, ia berharap ada peran aktif pemerintah dalam membantu mengontrol harga dan memastikan ketersediaan bahan baku dengan harga yang stabil.
“Jika pemerintah dapat menjembatani hal ini, misalnya dengan membangun kerja sama dengan pemasok atau memberikan subsidi tertentu, tentu akan sangat membantu pengusaha jasaboga untuk tetap bertahan,” tambahnya.
Dengan dilantiknya Wali Kota dan Wakil Wali Kota Metro yang baru, H. Bambang Iman Santoso dan Dr. M. Rafieq Adi Pradana, APJI Metro berharap ada kebijakan yang lebih berpihak kepada pelaku usaha lokal, khususnya di sektor jasaboga.
“Kami ingin pemerintah Kota Metro selalu mendukung kami, bersinergi dalam berbagai kegiatan ekonomi, serta melibatkan APJI dalam setiap kebijakan yang berkaitan dengan kuliner dan ekonomi kreatif,” harap Sri Sundari.
APJI juga berharap pemerintah dapat menciptakan regulasi yang lebih ramah terhadap pelaku usaha jasaboga, seperti kemudahan perizinan, program pelatihan, serta fasilitasi dalam bentuk pameran atau event kuliner yang dapat meningkatkan eksposur bisnis mereka.
“Kalau ada event kuliner yang rutin digelar oleh pemerintah, misalnya festival makanan khas Metro atau bazar kuliner, itu bisa menjadi ajang promosi yang bagus bagi kami. Selain itu, pelatihan dan pendampingan juga sangat diperlukan agar pelaku usaha bisa terus berinovasi,” bebernya.
Dengan berbagai tantangan yang dihadapi, para pengusaha jasaboga di Metro berharap kepemimpinan baru dapat menghadirkan kebijakan yang lebih berpihak kepada mereka.
“Dukungan dari pemerintah akan menjadi faktor kunci dalam memastikan industri jasaboga tetap bertahan dan berkembang di Kota Metro,” tandasnya. (Red)